Oleh : Anggara Hidayat )*
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, stabilitas keamanan merupakan pondasi penting yang menentukan kelangsungan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, serta keharmonisan sosial. Di tengah dinamika demokrasi yang memberi ruang luas bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi melalui unjuk rasa, ancaman gangguan keamanan kerap muncul dari kelompok-kelompok perusuh yang mencoba menunggangi momentum tersebut untuk menciptakan kekacauan. Dalam konteks inilah, TNI dan Polri hadir sebagai garda terdepan, menunjukkan kekompakan dan sinergitas yang kuat dalam menutup ruang gerak perusuh sehingga aspirasi rakyat tetap dapat tersampaikan tanpa harus terdistorsi oleh tindakan anarkis yang merugikan banyak pihak.
Kehadiran TNI dan Polri dalam mengawal jalannya aksi demonstrasi bukan semata-mata sebagai kekuatan yang menakutkan, melainkan sebagai penjamin keamanan yang memastikan proses penyampaian pendapat berjalan damai dan tertib. Kompaknya kedua institusi ini terlihat dari strategi pengamanan yang terukur, mulai dari penyebaran personel, koordinasi lapangan, hingga pemetaan titik rawan yang berpotensi dimanfaatkan kelompok provokator.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan Polri dan TNI akan terus bersama menjaga keamanan warga. Serta, tugas untuk mendalami peristiwa yang terjadi mulai dari fakta-fakta yang akan dilengkapi. Sinergitas ini menjadi wujud nyata bahwa negara selalu hadir melindungi masyarakat, menjaga stabilitas, dan memastikan kebenaran terungkap demi terciptanya keadilan serta kepercayaan publik yang lebih kuat.
Upaya TNI dan Polri menutup ruang gerak perusuh adalah bentuk nyata pengendalian keamanan yang cerdas. Tidak ada lagi toleransi terhadap tindakan anarkis seperti perusakan fasilitas publik, pembakaran, hingga provokasi kekerasan yang hanya mencoreng wajah demokrasi Indonesia. Sebab, tindakan-tindakan tersebut bukan bagian dari penyampaian aspirasi, melainkan sabotase yang mengorbankan ketenangan masyarakat. Ketika TNI dan Polri hadir secara kompak, peluang kelompok perusuh untuk menciptakan instabilitas dapat diminimalisir secara signifikan.
Selain itu, sinergitas TNI dan Polri dalam menghadapi aksi unjuk rasa yang berpotensi ricuh memberikan gambaran bahwa negara tidak pernah lengah terhadap ancaman keamanan. Dengan kehadiran mereka yang solid, ruang gerak para perusuh semakin sempit karena setiap celah telah dipetakan melalui intelijen, teknologi pemantauan, hingga kesiapan pasukan di lapangan. Langkah ini bukan saja menekan angka kericuhan, melainkan juga menjadi pesan kuat kepada siapa pun yang berencana membuat kekacauan bahwa negara selalu siap mengantisipasi. Pesan ketegasan ini penting agar publik tidak kehilangan rasa aman, dan sebaliknya menumbuhkan kepercayaan terhadap institusi pertahanan dan keamanan.
Tentu, kekompakan TNI dan Polri tidak hanya berorientasi pada aspek represif. Justru yang lebih utama adalah pendekatan humanis yang dijalankan, seperti dialog, komunikasi persuasif, hingga pendekatan kultural kepada masyarakat. Dengan cara ini, para demonstran tetap merasa dihargai sebagai warga negara yang sah menyuarakan pendapat, sementara kelompok perusuh yang mencoba menimbulkan provokasi dapat dipisahkan dari massa aksi yang damai. Inilah seni pengelolaan keamanan modern yang tidak lagi sekadar mengandalkan kekuatan fisik, melainkan juga kecerdasan sosial dan empati.
Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan kerja sama antara TNI dan Polri tidak hanya sebatas simbolik, tetapi diwujudkan melalui langkah nyata di lapangan. Termasuk, patroli gabungan skala besar guna memulihkan situasi keamanan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Polri dan TNI tengah berkonsentrasi penuh untuk pemulihan keamanan atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Di samping itu, Polri mengimbau seluruh masyarakat agar bijak dalam menyikapi informasi yang beredar. Menurutnya, peran jurnalis dan media sangat penting sebagai penyampai informasi yang kredibel.
Keberhasilan TNI dan Polri dalam menutup ruang gerak perusuh saat unjuk rasa juga berdampak positif terhadap citra Indonesia di mata dunia. Negara ini menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi, di mana kebebasan berpendapat tetap dijamin namun tetap dalam koridor hukum. Investor, wisatawan, maupun mitra internasional akan lebih percaya terhadap stabilitas Indonesia ketika melihat aparat keamanan bekerja profesional dan kompak. Hal ini secara tidak langsung turut mendukung pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Pada akhirnya, menutup ruang gerak perusuh bukanlah semata soal menjaga ketertiban, tetapi juga menjaga martabat demokrasi itu sendiri. Unjuk rasa yang berjalan damai adalah wajah ideal dari kebebasan berpendapat, sementara anarkisme hanya merusak tatanan dan menimbulkan luka sosial. Dengan TNI dan Polri yang kompak, bangsa ini memiliki fondasi kokoh untuk memastikan bahwa setiap aspirasi rakyat dapat disampaikan secara elegan tanpa harus ternodai oleh ulah segelintir provokator. Inilah peran strategis aparat keamanan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena dari sinilah rasa aman, ketertiban, dan keharmonisan kehidupan berbangsa dapat terus terjaga.
Dengan demikian, narasi besar yang harus terus digaungkan adalah bahwa TNI dan Polri bukanlah penghalang aspirasi, melainkan penjaga agar aspirasi itu murni dan tidak dipelintir oleh kepentingan destruktif. Kekompakan mereka dalam menutup ruang gerak perusuh adalah bukti nyata bahwa demokrasi Indonesia terus berkembang ke arah yang lebih matang, di mana kebebasan berjalan beriringan dengan tanggung jawab, dan keamanan berdampingan dengan kemajuan.
)* Pengamat Pertahanan