Penangkapan Anggota OPM Bukti Ketegasan Negara Menjaga Stabilitas Keamanan Papua

oleh -3 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Yohanes Wandikbo )*

Penangkapan anggota kelompok bersenjata yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) oleh Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz kembali menegaskan ketegasan negara dalam menjaga kedaulatan dan keamanan di Tanah Papua. Langkah ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan aparat dalam mengungkap tindak kriminal bersenjata, tetapi juga menunjukkan bahwa negara hadir dengan sikap yang tegas terhadap segala bentuk ancaman terorisme.

banner 336x280

Peristiwa yang memicu penindakan tegas tersebut terjadi pada 13 Agustus 2025, di KM 128 Distrik Siriwo, Nabire, Papua Tengah, ketika dua anggota Brimob, Brigadir Muhammad Arif Maulana dan Bripda Nelson Runaki, menjadi korban penembakan brutal. Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan bersenjata yang dilakukan kelompok separatis terhadap aparat negara maupun masyarakat sipil. Situasi tersebut menuntut respons cepat, tepat, dan tegas agar ancaman tidak berkembang menjadi lebih luas.

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Pol Ramadhani, menyampaikan bahwa penangkapan terhadap Siprianus Weya menjadi kunci dalam mengungkap jaringan kelompok pimpinan Aibon Kogoya alias Daniel Kogoya. Menurutnya, Siprianus bukan sekadar anggota lapangan, melainkan bagian dari tim media yang bertugas mendokumentasikan aksi penyerangan untuk kemudian disebarkan. Hal ini memperlihatkan bahwa kelompok separatis tidak hanya mengandalkan senjata, tetapi juga menjadikan propaganda sebagai alat utama untuk menciptakan ketakutan dan meraih simpati.

Pengungkapan peran Siprianus sebagai dokumentator membuka perspektif baru dalam memahami strategi kelompok separatis. Mereka berupaya menggabungkan aksi teror bersenjata dengan penyebaran konten visual yang dimaksudkan untuk memperkuat narasi separatisme. Fakta ini menunjukkan pentingnya penindakan terhadap seluruh rantai dukungan kelompok, bukan hanya pelaku lapangan bersenjata.

Selain menangkap Siprianus, Satgas Damai Cartenz juga berhasil mengamankan lima anggota lain, yakni Jemi Mirip, Botanus Agimbau, Meinus Mirip, Yupinus Weya, dan Melianus Mirip. Dari tangan para pelaku, aparat menyita sejumlah barang bukti berupa ponsel, jaket, noken, hingga perlengkapan pribadi lain yang memperkuat bukti keterlibatan mereka. Barang bukti ini memiliki nilai strategis karena bisa digunakan untuk melacak pola komunikasi, jaringan pendukung, dan modus operandi kelompok separatis.

Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, menegaskan bahwa masyarakat diminta untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu menyesatkan yang sering dimainkan kelompok bersenjata. Ia menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat keamanan. Pesan ini sangat relevan, mengingat salah satu strategi kelompok separatis adalah menggiring opini publik melalui disinformasi dan propaganda yang dikemas sedemikian rupa untuk menciptakan keraguan terhadap kehadiran negara.

Penangkapan yang dilakukan Satgas Damai Cartenz tidak bisa hanya dilihat dari aspek penegakan hukum semata. Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memutus rantai propaganda separatis dan mencegah perekrutan anggota baru. Brigjend Pol Faizal Ramadhani menegaskan bahwa keberhasilan ini menunjukkan negara tidak hanya berhasil menindak pelaku kriminal bersenjata, tetapi juga menutup ruang gerak propaganda digital yang selama ini menjadi salah satu kekuatan kelompok OPM.

Keberhasilan operasi ini memberikan pesan penting bahwa negara tidak akan pernah mundur dalam menghadapi ancaman separatisme. Aparat hadir untuk melindungi masyarakat Papua dari teror yang diciptakan kelompok bersenjata. Hal ini membuktikan bahwa keamanan rakyat tetap menjadi prioritas utama, sejalan dengan agenda pembangunan sosial-ekonomi yang tengah digencarkan di wilayah Papua.

Perlu dipahami bahwa aksi aparat bukan ditujukan kepada masyarakat Papua secara keseluruhan, melainkan kepada kelompok kecil yang berusaha mengacaukan stabilitas. Sebagian besar masyarakat Papua justru mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan kedamaian dan kemajuan. Dukungan ini terlihat dari partisipasi aktif berbagai tokoh adat, tokoh agama, serta organisasi lokal dalam menjaga keharmonisan.

Kehadiran negara melalui operasi keamanan seperti Damai Cartenz berjalan paralel dengan pembangunan di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Penindakan tegas terhadap kelompok bersenjata menjadi fondasi penting agar program pembangunan dapat berlangsung tanpa gangguan. Tanpa jaminan keamanan, mustahil program peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua dapat berjalan optimal.

Dengan demikian, penangkapan anggota OPM dalam kasus penembakan di Nabire bukan sekadar keberhasilan operasi keamanan, melainkan juga simbol kuat bahwa negara berdiri kokoh melawan segala bentuk ancaman. Aparat telah menunjukkan profesionalisme dalam bertindak, mengedepankan hukum, sekaligus memastikan keselamatan masyarakat.

Momentum ini diharapkan dapat memperkuat semangat persatuan, baik di Papua maupun di seluruh Indonesia. Pesan yang ingin ditegaskan adalah bahwa kedaulatan bangsa tidak boleh diganggu, dan upaya menciptakan ketakutan tidak akan pernah berhasil menggoyahkan fondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Satgas Damai Cartenz telah membuktikan bahwa terorisme, dalam bentuk apa pun, tidak memiliki tempat di bumi Papua. Dengan penindakan yang tegas, aparat mengirimkan sinyal jelas bahwa setiap upaya memecah belah bangsa akan berhadapan dengan kekuatan hukum negara. Inilah bukti nyata bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia, dan keamanan di wilayah tersebut akan selalu dijaga dengan penuh komitmen.

)* Penulis merupakan Pengamat Sosial dan Pembangunan Papua

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.