Pemerintah Gencarkan Pemanfaatan Gas Bumi : Menuju Swasembada Energi dan Dekarbonisasi 2025

oleh -7 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Jihan Damayora Seigi*)

Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat untuk mewujudkan swasembada energi nasional dan target dekarbonisasi pada tahun 2025. Dalam konteks ini, gas bumi telah ditetapkan sebagai salah satu tulang punggung transisi energi nasional. Energi yang lebih bersih daripada batu bara dan minyak ini bukan hanya mampu menekan emisi karbon, tetapi juga mendukung ketahanan pasokan energi dari sumber daya domestik yang melimpah. Di tengah dinamika geopolitik dan tuntutan global terhadap pengurangan emisi, langkah pemerintah menempatkan gas bumi sebagai sumber energi strategis patut diapresiasi.

banner 336x280

Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kementerian dan BUMN strategis, terus mengakselerasi program pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi. Langkah ini bukan hanya soal mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, tetapi juga menciptakan pondasi yang kuat menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional. Dalam konteks ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memainkan peran sentral dalam mengembangkan infrastruktur dan memperluas jangkauan pemanfaatan gas bumi hingga ke berbagai sektor industri

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menyatakan bahwa gas bumi memiliki keunggulan tidak hanya dari sisi emisi karbon yang lebih rendah, tetapi juga dari sisi keekonomian dan efisiensi operasional. Pentingnya percepatan pembangunan jaringan distribusi gas nasional, termasuk gasifikasi pembangkit listrik dan perluasan jaringan gas rumah tangga telah menjadi tulang punggung transisi energi.

PGN, di bawah pengawasan pemerintah, telah menyiapkan berbagai skenario dan rencana strategis untuk mendukung peningkatan pemanfaatan gas bumi nasional. Hingga pertengahan 2025, PGN telah mengoperasikan lebih dari 12.000 kilometer jaringan pipa gas, dengan target jangka menengah untuk menambah ribuan kilometer lagi demi memperluas akses ke wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terlayani. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah tetap berpihak pada rakyat dan terus melakukan upaya untuk mencapai keseragaman dalam pelayanan.

Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, menyampaikan bahwa salah satu prioritas PGN adalah menjamin kepastian pasokan gas untuk sektor industri dan kelistrikan, dua sektor vital dalam perekonomian nasional. Dengan pengelolaan yang terintegrasi, pasokan gas dari berbagai sumber domestik dapat dioptimalkan untuk memenuhi permintaan nasional yang terus meningkat. Dipastikan pasokan gas untuk industri strategis tetap aman dan berkelanjutan. Ini penting agar industri tetap kompetitif, efisien, dan mendukung pertumbuhan ekonomi Ia juga menambahkan bahwa pemanfaatan gas untuk pembangkit listrik menjadi langkah konkret dalam mengurangi emisi dan mengalihkan penggunaan batu bara secara bertahap.

Seiring dengan meningkatnya tekanan global terhadap penggunaan energi fosil yang tinggi emisi, Indonesia bergerak realistis dengan menjadikan gas bumi sebagai energi jembatan. Gas bumi dinilai lebih bersih dibandingkan batu bara dan minyak, serta infrastruktur yang ada memungkinkan pemanfaatannya secara efisien. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission pada 2060. Pemerintah tidak terburu-buru meninggalkan energi fosil, tetapi mengarahkan transisi secara bertahap dan terukur.

Pemanfaatan gas bumi tentu tidak dapat dilepaskan dari kerja sama erat dengan sektor hulu migas. Direktur Asosiasi Perminyakan Indonesia (IPA), Nanang Abdul Manaf, mengatakan bahwa industri hulu sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam mengalihkan porsi energi primer menuju gas bumi. Menurutnya, sektor hulu siap untuk meningkatkan produksi gas domestik jika ada kepastian offtaker, harga yang menarik, dan percepatan pembangunan infrastruktur hilir.

Nanang menegaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan gas yang masih besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dengan kebijakan yang pro-investasi dan kepastian pasar domestik, para investor migas akan lebih berani mengembangkan blok-blok gas baru. Ia juga menyarankan adanya insentif fiskal yang lebih menarik agar pengembangan gas tidak kalah dari ekspor LNG atau migas lainnya.

Seluruh upaya pemanfaatan ini sejalan dengan visi Indonesia menuju kemandirian energi mengandalkan sumber daya sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor, serta menciptakan ekosistem energi yang lebih sehat, berdaya saing, dan berkelanjutan. Gas bumi, dengan karakteristiknya yang fleksibel, rendah emisi, dan sudah memiliki teknologi yang matang, menjadi kunci dalam menjembatani transisi menuju energi bersih tanpa melumpuhkan struktur ekonomi yang telah ada.

Melihat keseluruhan langkah strategis pemerintah, mulai dari penguatan peran PGN, dukungan terhadap investasi hulu, hingga regulasi yang adaptif, patut kita akui bahwa arah kebijakan energi nasional saat ini sangat tepat. Konsistensi pemerintah dalam mendorong integrasi hulu-hilir dan mempercepat pembangunan infrastruktur gas juga menjadi bukti bahwa transisi energi bukan sekadar wacana, melainkan agenda kerja nyata. Pemerintah tidak hanya menyusun peta jalan transisi energi, tetapi juga menjalankannya dengan pendekatan inklusif, realistis, dan berpihak pada kepentingan nasional.

)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Energi dan SDA

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.