Kerjasama Danantara dengan Lembaga Internasional Pendekatan Baru Transparansi Pengelolaan Aset Negara

oleh -3 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memperkuat posisinya sebagai pengelola aset negara yang adaptif dan transparan melalui kerja sama strategis dengan berbagai lembaga keuangan dan sovereign wealth fund (SWF) internasional. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen Danantara dalam mendorong tata kelola aset negara yang akuntabel dan setara dengan praktik global.

Pada April 2025, Danantara dan Qatar Investment Authority (QIA) resmi menandatangani kerja sama pembentukan dana bersama senilai US$ 4 miliar, dengan porsi masing-masing sebesar US$ 2 miliar. Dana ini dialokasikan untuk sektor strategis seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, dan layanan kesehatan. Dalam pernyataannya kepada media, Managing Director Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief, menegaskan bahwa kerja sama tersebut tidak hanya berfokus pada aliran dana investasi. Ia menyebut,

banner 336x280

“Ini bukan hanya kerja sama keuangan, tapi juga membangun institusi dan tata kelola yang setara dengan standar global.” Jelasnya.

Tak berselang lama, pada Mei 2025, Danantara menjalin kemitraan dengan Future Fund Australia, SWF milik pemerintah Australia yang mengelola aset lebih dari AUD 300 miliar.

”Kerja sama tersebut menjadi bagian dari upaya Danantara untuk memperkuat governance dan keterlibatan dalam komunitas internasional,” jelas Al-Arief.

Ia menyatakan bahwa kemitraan dengan Future Fund sekaligus membuka akses bagi Danantara untuk menjadi anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), dan ia menyebut ini sebagai bagian dari rencana Danantara dalam menyerap praktik-praktik terbaik dari berbagai pengelola investasi global.

Sementara itu, Danantara juga mulai menjajaki kerja sama dengan China Investment Corporation (CIC), dengan rencana pembentukan platform investasi ASEAN–China yang akan fokus pada manufaktur, teknologi, kesehatan, serta barang konsumsi. Walaupun masih dalam tahap penjajakan, Al-Arief menilai kerja sama ini sebagai langkah strategis jangka panjang yang membuka peluang ekspansi lintas kawasan.

Selain menggandeng SWF, Danantara juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) pada Juli 2025. Kerja sama ini diarahkan pada pendanaan proyek-proyek energi terbarukan, pengelolaan air, dan transmisi listrik.

”Kerja sama dengan JBIC sangat penting dalam mendukung agenda transisi energi di Indonesia, sekaligus menandakan kepercayaan investor internasional terhadap kredibilitas institusi Danantara,” ungkap Al-Arief.

Sejak peluncurannya pada Februari 2025, Danantara telah mengelola komitmen pendanaan awal sebesar US$ 20 miliar untuk mendukung lebih dari 20 proyek strategis nasional. Target investasi pada semester pertama 2025 mencapai US$ 5 miliar, dengan fokus pada sektor hilirisasi mineral, digitalisasi, energi hijau, pangan, kesehatan, dan manufaktur. Tak hanya itu, Danantara juga diberi mandat untuk mengelola aset negara yang selama ini tidak produktif (idle), guna dimaksimalkan melalui mekanisme investasi.

Al-Arief menambahkan bahwa reformasi tata kelola aset negara menjadi tujuan utama sejak awal pembentukan Danantara.

“Kita ingin memastikan setiap investasi memiliki kerangka governance dan mitigasi risiko yang jelas, serta menciptakan nilai jangka panjang untuk negara,” Ungkapnya.

Dengan seluruh inisiatif dan kerja sama tersebut, Danantara memperlihatkan model pengelolaan aset negara yang berpihak pada efisiensi, akuntabilitas, dan nilai pembangunan. Kehadiran institusi ini diharapkan menjadi tonggak baru reformasi manajemen aset negara berbasis praktik global dan keterbukaan. –

[edRW]

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.