Danantara Jawab Tantangan Tata Kelola Investasi Era Global

oleh -5 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Michelle Putri Santoso )*

Di tengah dinamika ekonomi global yang kian kompleks, Indonesia menunjukkan langkah progresif dengan memperkuat arsitektur investasi nasional melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia. Lembaga yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025, kini telah menapaki babak baru dengan menjawab tantangan tata kelola kekayaan negara secara terintegrasi dan modern.

banner 336x280

Salah satu tonggak penting yang tengah dinanti adalah peluncuran entitas holding investasi yang akan menjadi pengelola utama setoran dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Entitas ini akan berada di bawah kepemimpinan Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir. Meski saat peluncurannya belum dipastikan, sinyal kuat telah diberikan oleh pihak Danantara bahwa proses tersebut akan berlangsung dalam waktu dekat.

Managing Director Stakeholders Management Danantara Indonesia, Rohan Hafas, mengisyaratkan bahwa peluncuran holding investasi merupakan keniscayaan dalam langkah strategis Danantara. Pihaknya juga memberikan gambaran bahwa proses transformasi pengelolaan kekayaan negara tengah berjalan sesuai jalur.

Secara struktur, seluruh saham holding investasi ini akan dimiliki pemerintah Indonesia. Negara akan memegang 1% saham Seri A Dwiwarna yang disertai hak istimewa melalui Kementerian BUMN, sementara 99% saham Seri B akan dimiliki Danantara Indonesia. Skema ini mencerminkan kontrol negara yang tetap dominan namun memberi ruang bagi profesionalisme dan efisiensi pengelolaan dana.

Langkah ini bukan sekadar pembentukan entitas formal. Menurut Associate Director BUMN Research Group Lembaga Manajemen FEB UI, Toto Pranoto, keberhasilan holding investasi sangat tergantung pada siapa yang akan ditunjuk sebagai pengelola. Ia mengemukakan setidaknya, perusahaan tersebut memiliki pengalaman dalam pengelolaan portofolio serta keterlibatan langsung di sektor riil untuk menjangkau investor internasional. Beberapa BUMN seperti BPUI atau Danareksa bisa menjadi alternatif.

Danantara sebelumnya telah menunjuk PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang kini berganti nama menjadi PT Danantara Asset Management (Persero), sebagai holding operasional. Di bawah arahan COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria, entitas ini akan membawahi 889 BUMN yang tersebar di berbagai sektor strategis. Penguatan peran BKI ini dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15/2025 sebagai landasan hukum penyertaan modal negara untuk pendirian holding operasional.

Tak hanya memperkuat tata kelola internal, Danantara juga berhasil membangun kepercayaan di tingkat global. Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya menyebut bahwa Danantara akan menerima tambahan pendanaan sebesar USD 10 miliar atau sekitar Rp162,28 triliun dari perbankan luar negeri pada Juli 2025. Tambahan dana tersebut diperoleh dari perbankan luar negeri. Kepercayaan internasional ini merupakan buah dari kerja keras Danantara dalam membangun reputasi dan konsistensi tata kelola sejak diluncurkan.

CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa lembaganya bukan hanya hadir sebagai manajer dana, melainkan sebagai lokomotif pembangunan ekonomi Indonesia. Dalam peresmian Wisma Danantara Indonesia yang kini menjadi kantor pusat lembaga tersebut, Rosan menyampaikan komitmen kuat untuk menjaga amanah konstitusi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Pihaknya mengatakan bahwa hal tersebut adalah tanggung jawab yang sangat besar, sehingga harus dilandasi oleh komitmen penuh kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya amanah tersebut harus dijaga sebaik-baiknya. Ia menambahkan bahwa Wisma Danantara akan menjadi rumah besar bagi negara, pelaku usaha, akademisi, dan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun visi Indonesia Emas 2045.

Sejak berdiri, Danantara telah mencatatkan komitmen investasi senilai USD 7 miliar dari negara-negara mitra seperti Qatar, Rusia, Tiongkok, dan Australia. Investasi yang masuk ini menjadi indikator tingginya kredibilitas Danantara di mata internasional. Rosan pun menyampaikan bahwa masih banyak peluang kerja sama yang sedang dijajaki dan akan memperkuat neraca investasi jangka panjang Indonesia.

Peran Danantara dalam kerangka besar pembangunan nasional juga mendapat apresiasi langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Dalam peresmian Wisma Danantara, Presiden menegaskan pentingnya institusi ini sebagai fondasi bagi transformasi ekonomi nasional menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia menaruh harapan tinggi terhadap Danantara sebagai lembaga yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% per tahun sesuai arah pembangunan nasional.

Peran strategis Danantara juga dipandang sebagai jawaban konkret terhadap ketertinggalan Indonesia dalam tata kelola kekayaan negara yang efisien dan berdaya saing global. Melalui pendekatan profesional, transparan, serta berbasis kolaborasi internasional, Danantara tak hanya memperbaiki sistem pengelolaan investasi, namun juga membuka pintu besar bagi hadirnya modal asing yang berkualitas dan berdampak langsung pada pembangunan nasional.

Dengan menyinergikan kekuatan institusi, kepercayaan pasar global, dan visi kepemimpinan nasional, Danantara Indonesia tampil sebagai entitas strategis yang menjawab tantangan tata kelola investasi di era global. Ia bukan hanya pengelola dana, melainkan penentu arah baru investasi negara demi mencapai kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.

)* Penulis adalah seorang Pengamat Ekonomi

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.