Program Hilirisasi Perluas Lapangan Pekerjaan, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta – Pemerintah akan menggarap 18 proyek prioritas hilirisasi dengan nilai investasi mencapai 38,63 miliar dolar AS atau setara Rp 618,13 triliun. Proyek strategis ini diproyeksikan mampu membuka lapangan kerja bagi 276.636 orang di berbagai sektor, mulai dari minerba, pertanian, kelautan dan perikanan, transisi energi, hingga ketahanan energi.

Dokumen pra-studi kelayakan (pra-feasibility study/pra-FS) proyek tersebut diserahkan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

banner 336x280

Chief Executive Officer BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menjelaskan bahwa hilirisasi tidak hanya berorientasi pada peningkatan nilai tambah sumber daya alam, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja berkualitas.

“Dari total 18 proyek itu akan menghasilkan lapangan pekerjaan lebih dari 270.000 orang, karena memang salah satu tugas utama kita adalah memastikan setiap investasi yang dilakukan mampu menghasilkan peluang kerja yang berkualitas,” ujarnya.

Rosan memaparkan, sektor minerba diperkirakan menyerap 104.974 tenaga kerja, sektor pertanian 23.950 tenaga kerja, kelautan dan perikanan 67.100 tenaga kerja, transisi energi 29.652 tenaga kerja, serta ketahanan energi 50.960 tenaga kerja.

Ketua Satgas Hilirisasi yang juga Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas yang telah digelar beberapa kali.

“Jadi memang ini belum sempurna, namanya saja pra-FS. Sudah barang tentu penyempurnaan kita serahkan kepada Danantara, karena Danantara yang memiliki sumber daya untuk melanjutkan studi ini,” ungkap Bahlil.

Sejumlah proyek yang menjadi prioritas antara lain Industri Smelter Aluminium (Bauksit) di Mempawah, Kalimantan Barat, senilai Rp 60 triliun dengan potensi lapangan kerja 14.700 orang; Industri DME (Batu Bara) di beberapa lokasi termasuk Bulungan dan Muara Enim dengan nilai Rp 164 triliun dan potensi 34.800 pekerja; serta Industri Stainless Steel Slab (Nikel) di Morowali, Sulawesi Tengah, senilai Rp 38,4 triliun yang akan menyerap 12.000 tenaga kerja.

Program hilirisasi ini diharapkan tidak hanya memperluas lapangan pekerjaan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui industrialisasi dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri. Dengan dukungan investasi yang masif, pemerintah optimistis hilirisasi akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah. ()

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.