Pemerintah Respon Aspirasi 17+8 dengan Tambah Lapangan Kerja Baru

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Ricky Rinaldi )*

Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam menanggapi aspirasi publik yang tergabung dalam gerakan 17+8. Suara rakyat yang menuntut keadilan sosial, pemerataan pembangunan, dan peningkatan kesejahteraan direspons dengan langkah konkret, yaitu penciptaan lapangan kerja baru dalam jumlah besar. Kebijakan ini dirancang untuk menjawab keresahan masyarakat mengenai masih terbatasnya kesempatan kerja, sekaligus menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

banner 336x280

Fokus awal publik tertuju pada Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa yang baru saja dilantik awal September. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi antara enam hingga delapan persen per tahun jika kebijakan fiskal dijalankan dengan tepat. Ia menekankan bahwa angka tersebut bukan sekadar ambisi, melainkan target realistis yang bisa dicapai melalui kombinasi strategi pengelolaan anggaran yang efektif, peningkatan investasi produktif, serta keberlanjutan program pembangunan. Pertumbuhan ekonomi tinggi, menurutnya, akan otomatis berdampak pada penciptaan jutaan lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Ia menyoroti pentingnya efisiensi dalam penggunaan anggaran negara. Setiap rupiah yang dikeluarkan, menurutnya, harus memiliki manfaat ganda: mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperluas kesempatan kerja. Karena itu, ia mendorong percepatan hilirisasi industri di sektor-sektor unggulan seperti pertambangan, energi, pertanian, dan kelautan. Hilirisasi dinilai mampu menghasilkan nilai tambah produk di dalam negeri, sehingga tidak hanya meningkatkan ekspor tetapi juga menciptakan ribuan industri turunan yang siap menyerap tenaga kerja lokal. Dengan demikian, rakyat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam proses pembangunan.

Selain hilirisasi, ia juga menekankan pentingnya menjaga iklim investasi yang stabil. Kepastian hukum, pembangunan infrastruktur, dan regulasi yang ramah dunia usaha dipandang menjadi kunci keberhasilan dalam menarik modal asing maupun domestik. Ia optimistis bahwa setiap investasi baru yang masuk akan langsung diterjemahkan menjadi lapangan kerja baru. Dalam kerangka ini, ia menegaskan bahwa kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan akhir dari setiap kebijakan fiskal yang dikeluarkan pemerintah. Dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten dan terkelola dengan baik, mimpi untuk menjawab aspirasi rakyat melalui penambahan lapangan kerja bukanlah hal yang mustahil.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menegaskan bahwa pemerintah menempatkan isu penciptaan dan perlindungan tenaga kerja sebagai prioritas utama. Ia menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini menghadapi tantangan besar berupa disrupsi digital, perubahan pola industri, serta kompetisi global yang semakin ketat. Karena itu, Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan praktik lama yang bersifat rutinitas. Menurutnya, perlu terobosan yang ia sebut sebagai “next practices” atau praktik baru yang inovatif, adaptif, dan berbasis teknologi, namun tetap berpijak pada jati diri bangsa. Dengan pola ini, tenaga kerja Indonesia tidak hanya mampu menyesuaikan diri, tetapi juga bisa menjadi pionir dalam menghadapi perubahan zaman.

Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa setiap program nasional yang diluncurkan pemerintah selalu diarahkan untuk memperluas kesempatan kerja. Salah satu program unggulan yang mendapat perhatian luas adalah Koperasi Desa Merah Putih. Program ini ditargetkan mampu membentuk 80.000 unit koperasi modern yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Koperasi ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga simpan-pinjam, tetapi juga dirancang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal. Lingkup kerja koperasi mencakup distribusi pangan, layanan logistik, hingga pengembangan platform digital untuk mendukung e-commerce desa. Dengan skema tersebut, program ini diproyeksikan dapat menyerap lebih dari satu juta tenaga kerja baru dalam beberapa tahun ke depan.

Program koperasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama di pedesaan. Warga melihat peluang untuk meningkatkan pendapatan tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Koperasi desa memungkinkan lahirnya wirausaha lokal, memperkuat daya saing produk rakyat, sekaligus menjadi wadah pembelajaran ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, lapangan kerja tercipta tidak hanya di sektor formal, tetapi juga di sektor informal dan usaha kecil menengah.

Selain itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha. Regulasi yang ramah investasi diperlukan untuk memastikan perusahaan dapat tumbuh lebih cepat, sementara pekerja tetap mendapatkan perlindungan hak-haknya. Menurutnya, penciptaan lapangan kerja tidak boleh hanya berorientasi pada jumlah, tetapi juga pada kualitas. Dengan perlindungan sosial yang memadai, pelatihan vokasi yang terarah, dan standar kerja yang sesuai perkembangan zaman, tenaga kerja Indonesia akan semakin siap bersaing, baik di dalam negeri maupun di tingkat global.

Langkah-langkah yang dijalankan oleh kedua kementerian ini membuktikan bahwa pemerintah serius menjawab aspirasi rakyat. Aspirasi 17+8 yang mencuat belakangan ini tidak dianggap sebagai tekanan, tetapi sebagai cermin kebutuhan nyata masyarakat. Pemerintah tidak berhenti pada retorika, melainkan bergerak dengan kebijakan yang nyata dan terukur. Purbaya fokus mengawal strategi fiskal untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka peluang investasi, sedangkan Yassierli memperkuat sisi ketenagakerjaan dengan inovasi lapangan kerja dan program koperasi desa.

Kombinasi dari kebijakan tersebut diharapkan mampu menjaga stabilitas politik sekaligus menumbuhkan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Jawaban terhadap aspirasi rakyat diwujudkan melalui penciptaan lapangan kerja, penguatan sektor riil, hilirisasi industri, serta inovasi dalam tata kelola ketenagakerjaan. Dengan kerja nyata yang ditunjukkan, pemerintah ingin memastikan bahwa rakyat merasakan langsung hasil pembangunan, bukan sekadar mendengar janji.

Ke depan, dengan sinergi antar kementerian dan dukungan masyarakat luas, pemerintah optimistis bahwa Indonesia dapat memasuki era pembangunan baru yang lebih inklusif, merata, dan berkelanjutan. Aspirasi publik 17+8 telah menjadi momentum penting untuk membuktikan bahwa negara hadir, mendengar, dan bekerja untuk rakyatnya. Dengan langkah konkret yang ditempuh hari ini, Indonesia diyakini mampu melangkah lebih percaya diri menuju masa depan yang penuh harapan.

)* Pengamat Isu-Isu Strategis

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.