Jakarta – Negara hadir bukan hanya untuk memberi, tetapi juga untuk membangkitkan potensi rakyatnya. Melalui kebijakan baru di bawah Kementerian Sosial, bantuan sosial (bansos) kini tidak lagi berhenti pada penyaluran, tetapi bergerak menuju pem-berdayaan yang berkelanjutan. Pemerintah mendorong transformasi bansos agar men-jadi jalan bagi masyarakat untuk bangkit, mandiri, dan sejahtera.
Program pelatihan keterampilan berbasis potensi lokal terus digalakkan di berbagai wilayah. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diajak untuk mengolah pelepah pisang, en-ceng gondok, dan bahan daur ulang menjadi produk kerajinan yang bernilai ekonomi. Pendekatan ini tidak hanya membangun kemandirian, tetapi juga memperkuat rasa percaya diri warga untuk mengembangkan usahanya sendiri.
Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, menyampaikan bahwa paradigma bansos harus berubah dari pasif menjadi produktif.
“Kita tidak ingin masyarakat selamanya bergantung. Bantuan itu perlu, tapi yang lebih penting adalah membuka jalan agar mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri,” ujarnya dalam kunjungan ke lokasi pelatihan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Mira Riyati, menegaskan pent-ingnya kemitraan dengan perguruan tinggi dan komunitas lokal untuk memastikan pro-gram pemberdayaan berjalan efektif.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini tidak hanya berhenti di pelatihan, tetapi menghasilkan perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Transformasi bansos menjadi program pemberdayaan adalah bentuk nyata keber-pihakan negara. Dengan kerja nyata, kolaborasi, dan kepercayaan, masyarakat tidak hanya dibantu untuk bertahan—tetapi juga diberi harapan untuk tumbuh.
Program ini juga membuka peluang akses pembiayaan usaha mikro melalui sinergi dengan lembaga keuangan negara dan marketplace digital, sehingga produk-produk KPM dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Pemerintah meyakini bahwa dengan kombinasi keterampilan, modal, dan pemasaran yang terintegrasi, upaya pengentasan kemiskinan akan lebih kokoh dan berkelanjutan.
Di berbagai daerah, hasilnya mulai terasa. Sejumlah KPM yang sebelumnya hanya menerima bantuan kini telah menjadi pelaku usaha kecil yang sukses menjual hasil ke-rajinannya hingga ke luar daerah. Cerita-cerita ini menjadi bukti bahwa ketika negara hadir tidak hanya memberi, tapi juga membimbing, rakyat mampu mengubah bantuan menjadi kekuatan untuk hidup lebih layak dan bermartabat. –
[edRW]