Sorong Pemerintah terus memperkuat komitmen terhadap peningkatan gizi anak-anak di wilayah Papua melalui percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Di Papua Barat Daya, langkah konkret ditunjukkan dengan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan MBG yang diketuai Wakil Gubernur.
Anggota Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Perwakilan Papua Barat Daya, Otto Ihalauw, menyebut pembentukan Satgas sebagai bukti keseriusan pemerintah menjalankan MBG.
Setelah rapat nasional di Sentul, Gubernur dan seluruh kepala daerah langsung merealisasikannya, ujarnya.
Otto menjelaskan, Satgas akan menjadi cikal bakal kehadiran Badan Gizi Nasional (BGN) di Papua Barat Daya. Satgas ini bertugas mengawal seluruh tahapan implementasi, termasuk penyediaan fasilitas dapur, pengadaan bahan makanan, hingga distribusi ke penerima manfaat.
Yang paling penting adalah memastikan program berjalan sukses serta mengantisipasi potensi kekurangan pangan dan berbagai kendala lainnya, lanjut Otto.
Saat ini, ada sekitar 22.000 penerima manfaat yang dilayani oleh 59 Satuan Pelayanan Gizi di enam kabupaten/kota di wilayah Papua Barat Daya.
Di sisi lain, sosialisasi MBG juga terus digencarkan. Di Manokwari Selatan, ratusan warga mengikuti kegiatan sosialisasi MBG yang digelar oleh BGN bersama Komisi IX DPR RI.
Anggota DPR RI, Obet Rumbruren menegaskan pentingnya MBG dalam menunjang kesehatan dan pendidikan anak-anak.
Masyarakat tidak perlu lagi khawatir atau membuang waktu menyiapkan bekal makanan untuk anak-anak sekolah, karena makanan bergizi sudah disediakan, kata Obet.
Ia menjelaskan bahwa MBG merupakan program inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk mencerdaskan generasi dari Sabang sampai Merauke.
Program MBG akan berjalan selama lima tahun dan menggunakan sistem dapur mandiri, dapur mitra, hingga dapur gede (dapur produksi besar) yang akan menyuplai makanan bergizi setiap hari ke sekolah-sekolah.
Obet juga menekankan pentingnya mengoptimalkan bahan pangan lokal dalam pelaksanaan MBG.
Potensi rumput laut di Mansel, misalnya, dapat menjadi salah satu sumber makanan bergizi dalam program ini, ujarnya.
Ia memastikan bahwa setiap makanan yang disajikan akan melewati prosedur pengujian ketat agar aman dan layak dikonsumsi anak-anak.
Ia pun berharap pemerintah daerah mendukung penuh pelaksanaan MBG demi terciptanya sumber daya manusia unggul di masa depan.
Program MBG sejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas, pungkas Obet.
Dengan sinergi pusat dan daerah, program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya memberantas stunting dan malnutrisi di Papua sekaligus mendorong kemandirian pangan lokal yang berkelanjutan.