Kolaborasi Danantara – Jepang Langkah Strategis Jalin Kerjsama Energi Terbarukan

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Irfan Aditya )*

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menandatangani nota kesepahaman dengan lembaga keuangan dan pembiayaan Jepang, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) untuk membuka peluang pembiayaan dalam mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi hijau yang terkoneksi secara digital. Kerja sama ini bukan sekadar memperkuat hubungan bilateral kedua negara, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam mempercepat transisi energi nasional menuju sumber daya yang lebih bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing global.

banner 336x280

Kerja sama ini juga mencerminkan kepercayaan internasional terhadap stabilitas kebijakan dan prospek ekonomi hijau Indonesia di masa depan. Dalam konteks global yang terus mendorong dekarbonisasi dan pengurangan emisi karbon, kemitraan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas teknologi energi terbarukan dan membangun ekosistem investasi yang inklusif dan berorientasi masa depan.

Danantara memiliki mandat besar dalam mendorong investasi strategis yang membawa dampak sistemik bagi pembangunan nasional, terutama dalam sektor energi bersih, infrastruktur hijau, dan transformasi industri. Di sisi lain, JBIC dikenal luas sebagai institusi keuangan Jepang yang sangat aktif mendukung proyek-proyek energi berkelanjutan di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, sinergi antara Danantara dan JBIC menjadi kolaborasi ideal yang menggabungkan kekuatan visi pembangunan jangka panjang Indonesia dengan dukungan teknologi, pembiayaan, dan pengalaman Jepang dalam sektor energi terbarukan.

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani mengatakan kemitraan dengan JBIC merupakan sinyal kuat kepercayaan internasional terhadap agenda transisi hijau di Indonesia. Pihaknya juga berkomitmen untuk memobilisasi penanaman modal strategis yang mendukung prioritas nasional sekaligus memenuhi standar global untuk keberlanjutan, dampak, dan tata kelola.

Berdasarkan nota kesepahaman itu, kedua belah pihak akan mengidentifikasi dan mengembangkan bersama berbagai proyek prioritas, dengan berfokus pada dekarbonisasi dan ekonomi sirkular, termasuk energi terbarukan, transmisi listrik, serta pengelolaan air dan air limbah. Selain itu, juga berfokus pada infrastruktur digital berkelanjutan seperti green data center, serta layanan kesehatan.

Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan netral karbon pada 2060. Kolaborasi Danantara–JBIC berpotensi menjadi katalisator penting dalam mempercepat pencapaian target tersebut. Tidak hanya sekadar proyek energi, kerja sama ini juga akan menjangkau sektor penunjang lainnya seperti pembangunan ekosistem kendaraan listrik, produksi baterai nasional, digitalisasi sektor energi, hingga pembentukan pusat riset dan inovasi energi bersih. Artinya, kolaborasi ini akan menciptakan efek berganda yang luas bagi perekonomian nasional dan memperkuat posisi Indonesia di rantai nilai global energi hijau.

Ke depan, kerja sama ini diproyeksikan tidak hanya terbatas pada sektor energi, tetapi juga menjangkau pengembangan teknologi kendaraan listrik, manufaktur baterai, dan ekosistem energi hijau lainnya. Potensi ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat transformasi energi dan industri berbasis keberlanjutan di Asia Tenggara. Selain membuka akses teknologi canggih, proyek-proyek kolaboratif juga mendorong penguatan kapasitas riset dan inovasi lokal, termasuk kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga riset di dalam negeri.

Dengan berbagai proyek unggulan yang telah difasilitasi pada semester I-2025, Danantara terus mendorong agenda pembangunan jangka panjang Indonesia melalui investasi yang inovatif dan berkelanjutan. Selain itu, Danantara juga tengah menggenjot kerja sama dengan berbagai pihak guna meningkatkan investasi di Tanah Air. Salah satunya, melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan Arab Saudi, yaitu ACWA Power. Kerja sama itu membawa total pendanaan proyek hingga 10 miliar dolar AS atau setara Rp 162,36 triliun. Kemudian, Danantara bersama Qatar Investment Authority (QIA) juga telah menjalin kemitraan strategis untuk mengelola dana investasi senilai USD4 miliar yang ditujukan untuk pembangunan di Indonesia.

Managing Director Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief mengatakan setiap kemitraan bukan sekadar transaksi keuangan, melainkan langkah strategis untuk membangun tata kelola yang setara dengan standar global. Kolaborasi strategis ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menarik sebagai tujuan investasi, tapi juga telah berkembang menjadi mitra pengelola investasi yang dapat dipercaya di panggung global.

Kolaborasi ini juga menjadi representasi dari pergeseran paradigma pembangunan Indonesia dari ekonomi berbasis ekstraksi ke arah ekonomi berbasis inovasi dan keberlanjutan. Kolaborasi dengan JBIC memperkuat fondasi untuk membangun pembangkit listrik skala besar, kawasan industri hijau, dan sistem penyimpanan energi canggih yang akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.

Pada akhirnya, kolaborasi strategis antara Danantara dan JBIC adalah cerminan dari keberanian Indonesia dalam mengambil peran kepemimpinan di era baru energi bersih. Ini adalah langkah maju yang penuh harapan, membuka peluang besar bagi masa depan yang lebih hijau, mandiri, dan berdaulat secara energi. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak dan arah kebijakan nasional yang jelas, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan utama dalam peta energi terbarukan dunia.

)* Pengamat kebijakan publik

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.