Jakarta — Kemandirian pangan dipandang sebagai salah satu pondasi utama kekuatan bangsa dalam menghadapi ketidakpastian global.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pembahasan RAPBN 2026, yang menempatkan kemandirian pangan sebagai salah satu sektor strategis dalam memperkuat kedaulatan dan daya saing Indonesia di panggung dunia.
Presiden Prabowo menyebut, stok beras nasional berhasil tembus 4,2 juta ton, tertinggi dalam sejarah Indonesia. Berdasarkan data Perum Bulog, cadangan pemerintah tercatat 4.237.120 ton dan stok komersial 14.139 ton, menjadikannya rekor sejak Bulog berdiri pada 1969.
“Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung,” kata Prabowo.
Untuk mewujudkan kemandirian pangan, pemerintah membuka lahan pertanian baru seluas 2 juta hektare, dengan fokus utama di Merauke, Papua Selatan, yang diproyeksikan menjadi lumbung pangan baru.
Upaya ini dibarengi dengan peningkatan harga beli gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram, pemangkasan birokrasi penyaluran pupuk, serta pemberian bantuan alat dan mesin pertanian.
“Para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Anggota DPD RI, Fahira Idris menyatakan bahwa di usia ke-80 tahun kemerdekaan, ketahanan pangan harus “naik kelas” menjadi kemandirian pangan.
Fahira mengusulkan enam terobosan, mulai dari diversifikasi pangan, perluasan peran Bulog, pembangunan 100.000 lumbung komunal modern, pertanian tahan iklim, keterkaitan program pangan dengan perbaikan gizi, hingga pembentukan sistem Satu Peta Pangan berbasis data terpadu.
“Dengan sistem ini, pengambilan keputusan seperti serapan panen, distribusi, atau operasi pasar dapat dilakukan cepat dan tepat,” tutur Fahira.
Sementara itu, Ketua MPR RI, Ahmad Muzani menilai arah pembangunan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan tekad kuat menjadikan Indonesia negara besar, berdaulat, dan disegani dunia.
Salah satu fokusnya adalah kemandirian pangan yang diiringi program strategis seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis.
Menurut Muzani, program-program tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar rakyat, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal, pemerataan pendidikan, serta penguatan daya tahan sosial dan ekonomi bangsa.
“Dengan kata lain, kita kini telah melangkah pada jalur yang benar,” pungkasnya.