Hilirisasi Jadi Motor Penyerapan Tenaga Kerja Nasional

oleh -2 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Doni Wicaksono )*

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, hilirisasi telah menjadi strategi kunci yang diusung oleh pemerintah. Langkah ini bukan sekadar kebijakan industrialisasi, tetapi sebuah lompatan strategis untuk mengubah struktur ekonomi dari berbasis ekspor bahan mentah menuju pengolahan dalam negeri yang bernilai tambah tinggi. Salah satu dampak paling nyata dari hilirisasi adalah kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja secara masif, terutama di sektor-sektor yang selama ini hanya menjadi penyedia bahan baku tanpa keterlibatan lebih dalam proses produksi. Dengan mengembangkan rantai nilai industri di dalam negeri, hilirisasi menjadi motor penggerak penciptaan lapangan kerja yang luas dan berkelanjutan.

banner 336x280

Transformasi dari ekspor bahan mentah ke pengolahan industri telah membuka peluang besar di berbagai daerah, terutama di wilayah-wilayah penghasil sumber daya alam. Sebagai contoh, pembangunan smelter di kawasan pertambangan tidak hanya menciptakan lapangan kerja langsung bagi ribuan tenaga kerja, tetapi juga memicu pertumbuhan ekosistem ekonomi lokal, seperti jasa logistik, katering, transportasi, serta sektor UMKM penunjang lainnya. Pemerintah mencatat dengan adanya proyek hilirisasi di sektor nikel, bauksit, dan tembaga, ribuan lapangan kerja telah tercipta, bahkan sebelum fasilitas industri tersebut sepenuhnya beroperasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan sebanyak 18 proyek prioritas hilirisasi diperkirakan akan menciptakan hampir 300 ribu lapangan kerja. Proyek-proyek tersebut kini telah memasuki tahap pra-studi kelayakan. Pihaknya juga telah menyerahkan dokumen pra-studi kelayakan proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani. Masuknya Danantara untuk membiayai proyek hilirisasi akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerja bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan nantinya nilai tambah yang ada di hilirisasi akan masuk ke dalam negeri.

Selain menciptakan lapangan kerja baru, hilirisasi juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pekerja tidak lagi hanya menjadi buruh kasar dalam proses ekstraksi sumber daya, tetapi mulai dilibatkan dalam proses-proses teknis, manajerial, dan operasional industri pengolahan. Hal ini mendorong peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan vokasi, dan transfer teknologi yang difasilitasi oleh pemerintah maupun sektor swasta. Dengan begitu, hilirisasi bukan hanya menciptakan kuantitas pekerjaan, tetapi juga meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja nasional di tingkat global.

Kebijakan hilirisasi juga memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian negara. Dengan mengolah bahan mentah di dalam negeri, Indonesia tidak hanya memperoleh nilai jual yang lebih tinggi dari produk turunannya, tetapi juga memperkuat posisi dalam rantai pasok global. Hal ini membuka peluang ekspor produk jadi atau setengah jadi ke berbagai negara dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan ekspor bahan mentah. Dengan demikian, pendapatan negara meningkat, devisa bertambah, dan stabilitas ekonomi nasional dapat lebih terjaga.

Sementara itu, Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Ishak Razak mengatakan hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi komoditas primer dan meningkatkan kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, proyek-proyek tersebut dapat mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, terutama di daerah-daerah kaya sumber daya, khususnya di kawasan Indonesia Timur.

Pemerintah secara konsisten mendorong percepatan hilirisasi melalui berbagai kebijakan strategis. Salah satunya adalah pemberian insentif investasi kepada industri pengolahan dalam negeri, termasuk keringanan pajak, kemudahan perizinan, dan penyediaan infrastruktur pendukung. Selain itu, regulasi larangan ekspor bahan mentah juga menjadi langkah tegas yang memperkuat posisi industri hilir dalam negeri. Kebijakan ini meski sempat menimbulkan tantangan, terbukti membawa dampak positif dalam jangka menengah dan panjang, termasuk dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif dan kondusif bagi pertumbuhan industri berbasis sumber daya alam.

Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menyukseskan hilirisasi sebagai motor penyerapan tenaga kerja nasional. Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi dalam menyediakan regulasi yang mendukung, infrastruktur yang memadai, serta pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri. Sektor swasta, di sisi lain, diharapkan berperan aktif dalam membangun industri hilir yang berkelanjutan, bertanggung jawab terhadap lingkungan, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sementara itu, masyarakat juga perlu merespons peluang ini dengan semangat untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi agar dapat bersaing di era industri baru yang lebih kompleks dan dinamis.

Ke depan, hilirisasi akan terus menjadi pilar penting dalam strategi pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti dekarbonisasi, transisi energi, dan digitalisasi. Hilirisasi tidak hanya relevan di sektor tambang, tetapi juga dapat diperluas ke sektor perkebunan, perikanan, dan industri kreatif. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk usia produktif yang besar, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadikan hilirisasi sebagai katalis utama pembangunan ekonomi berbasis penciptaan lapangan kerja. Dengan komitmen kuat dari seluruh elemen bangsa, hilirisasi bukan hanya menjadi strategi ekonomi semata, tetapi juga sebuah jalan menuju kemandirian, pemerataan, dan kemakmuran nasional.

)* Pengamat kebijakan publik

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.