Jakarta – Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) memperluas cakupan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menjangkau siswa Sekolah Rakyat. Sejak resmi diluncurkan pada 14 Juli 2025, program ini telah menjangkau 848 siswa di tahap awal dan terus berkembang seiring peningkatan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah.
Program MBG yang sebelumnya menyasar siswa sekolah formal kini diperluas ke Sekolah Rakyat, yang mayoritas pesertanya berasal dari keluarga tidak mampu dan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Di Sekolah Rakyat, siswa mendapat layanan makan tiga kali sehari dan dua kali kudapan, berbeda dengan skema di sekolah umum yang hanya mencakup makan siang. Pendekatan ini dinilai lebih komprehensif dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
Staf Khusus BGN, Redy Hendra Gunawan, menyebutkan bahwa distribusi makanan dilakukan oleh 16 SPPG yang telah siap operasional. Dua SPPG percontohan Margahayu dan Graha Prima Kencana melayani ribuan penerima manfaat dan menjadi model bagi pengembangan layanan serupa di seluruh Indonesia.
“Bersamaan dengan peluncuran Sekolah Rakyat, BGN secara bertahap telah menyalurkan MBG ke sekolah-sekolah tersebut. Saat ini, jumlah penerima manfaat dari kalangan pelajar Sekolah Rakyat mencapai 848 orang,” katanya.
Hingga pekan ketiga Juli 2025, tercatat sudah ada 2.109 SPPG aktif di berbagai wilayah, meningkat signifikan dari 1.998 pada awal peluncuran Sekolah Rakyat. Penerima manfaat MBG secara nasional juga telah mencapai lebih dari 6,3 juta anak. Pemerintah menargetkan program ini menjangkau 82,9 juta anak hingga akhir November 2025.
Sebelumnya, Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi BGN, Siti Aida Adha Taridala, mengatakan bahwa skema MBG di Sekolah Rakyat berbeda dari skema reguler yang biasanya hanya mencakup satu kali makan siang.
”Untuk Sekolah Rakyat, sesuai arahan Kabadan itu memang berbeda dengan yang selama ini sudah kita laksanakan (pemberian MBG). Itu diarahkan tiga kali makan, sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Kemudian (pemberian) dua kali snack, snack pagi dan sore,” Jelasnya.
Sementara itu, untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan, BGN menerapkan SOP ketat dan membuka kanal aduan bagi masyarakat. Seluruh makanan disiapkan di dapur pusat, dibungkus dalam kemasan sekali pakai yang aman, dan didistribusikan secara langsung ke titik layanan.
Melalui perluasan program ini ke Sekolah Rakyat, pemerintah berharap anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan akses gizi yang setara, sehingga mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan semangat belajar mereka. Program MBG menjadi salah satu langkah nyata dalam membangun sumber daya manusia unggul dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.-
[edRW]