Danantara dan INA Perkuat Ekosistem Baterai Listrik untuk Transisi Energi

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Doni Wicaksono )*

Indonesia kini memasuki babak baru dalam upaya transformatif menuju masa depan energi bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang semakin memperkuat posisi Indonesia di panggung energi global adalah komitmen dalam membangun ekosistem baterai listrik secara terintegrasi. Di tengah momentum transisi energi ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bersama Indonesia Investment Authority (INA) muncul sebagai lokomotif yang mendorong percepatan pertumbuhan industri baterai dan kendaraan listrik nasional.

banner 336x280

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan Danantara membuka peluang ikut berinvestasi di megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi konsorsium Indonesia-China. Proyek ini merupakan pengembangan industri dari hulu ke hilir yang terdiri dari 6 proyek secara terintegrasi yang dikembangkan oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL Brunp dan Lygned (CBL) yang merupakan anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Sementara itu, Indonesia Investment Authority (INA), sebagai sovereign wealth fund Indonesia, memiliki kapasitas besar dalam menghimpun dan mengelola investasi jangka panjang untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional. Dalam konteks pengembangan ekosistem baterai listrik, peran INA tidak hanya sebatas sebagai penyedia dana, tetapi juga sebagai jembatan antara Indonesia dengan komunitas investor global yang memiliki minat tinggi terhadap energi hijau dan keberlanjutan.

Adanya Danantara dan INA memperlihatkan sinergi antara kekuatan industri dan kekuatan finansial yang saling menguatkan. Gabungan kekuatan ini akan mempercepat pembangunan pabrik baterai listrik, pengembangan teknologi penyimpanan energi, serta infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya di seluruh Indonesia. Kolaborasi antara BPI Danantara dan INA adalah contoh nyata bagaimana institusi dalam negeri dapat bekerja sama secara strategis untuk mengakselerasi transformasi sektor energi. Ini bukan sekadar pembangunan industri baru, tetapi juga upaya menyeluruh untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat energi bersih dunia yang berdaulat, mandiri, dan kompetitif.

Transisi energi tidak hanya tentang mengganti sumber energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung perubahan tersebut secara sistemik. Dalam hal ini, pengembangan baterai listrik memainkan peran kunci, karena menjadi jembatan antara pembangkit energi bersih dengan kebutuhan energi yang stabil dan efisien. Dengan kapasitas penyimpanan energi yang memadai, intermitensi dari energi surya dan angin bisa diatasi. Maka dari itu, investasi dalam teknologi baterai akan berdampak langsung terhadap ketahanan energi nasional dan pengurangan emisi karbon secara signifikan.

Lebih dari sekadar aspek teknis dan ekonomi, adanya Danantara dan INA juga membuka ruang besar untuk penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan kemampuan riset dan inovasi anak bangsa. Dalam proses pembangunan industri baterai, akan tercipta kebutuhan tenaga kerja di berbagai bidang, mulai dari pertambangan, pengolahan bahan baku, manufaktur, hingga rekayasa sistem energi. Ini merupakan kesempatan besar bagi generasi muda Indonesia untuk berperan aktif dalam transformasi energi nasional, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, menyatakan bahwa kedua lembaga tersebut memiliki peran yang saling melengkapi dalam pembiayaan proyek-proyek jangka panjang, khususnya di sektor energi hijau dan hilirisasi industri. Transisi energi bukan semata-mata tentang mengganti sumber energi dari fosil ke terbarukan, tetapi juga tentang menciptakan sistem energi yang adil, tangguh, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, keberadaan ekosistem baterai listrik menjadi sangat penting, tidak hanya untuk kendaraan listrik, tetapi juga sebagai solusi penyimpanan energi yang mampu mendukung stabilitas jaringan listrik nasional berbasis energi terbarukan seperti surya dan angin.

Lebih jauh lagi, pengembangan ekosistem baterai listrik juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis inovasi dan teknologi. BPI Danantara telah merancang strategi yang mencakup peningkatan kapasitas SDM nasional, kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga riset, serta pelatihan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan industri baru ini. Dalam jangka panjang, langkah ini akan menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperluas keterampilan generasi muda, dan memperkuat daya saing industri manufaktur nasional.

Di sisi lain, peran INA dalam mengundang investor strategis ke dalam ekosistem ini menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang menjanjikan. Dengan potensi pasar kendaraan listrik domestik yang besar dan dukungan regulasi pemerintah yang kuat, Indonesia menjadi magnet bagi investor yang ingin berkontribusi dalam solusi global perubahan iklim. Kolaborasi ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok baterai global, menjembatani kebutuhan negara-negara maju akan pasokan baterai dengan prinsip keberlanjutan yang tinggi.

Dukungan kebijakan dari pemerintah juga semakin memperkuat ekosistem ini. Melalui Peraturan Presiden tentang percepatan kendaraan bermotor listrik, insentif fiskal, dan pengembangan kawasan industri hijau, pemerintah telah menciptakan iklim usaha yang kondusif. Dengan pilar regulasi, investasi, dan pengembangan teknologi yang bersinergi, ekosistem baterai listrik Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi tulang punggung transisi energi nasional.

)* Penulis adalah pengamat kebijakan publik

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.