Indonesia Pertegas Peran Strategis sebagai Bridge Builder di KTT BRICS Pertama sebagai Anggota Penuh

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh: Reni Kartikasari

Kehadiran Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro menandai babak baru dalam peta diplomasi global Indonesia. Tiba pada Sabtu pagi, 5 Juli 2025, di Galeao Air Base, Rio de Janeiro, Prabowo melanjutkan rangkaian lawatan internasionalnya yang sebelumnya telah mencakup kunjungan penting ke Arab Saudi. Kunjungan ini mencerminkan intensitas diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan baru, yang mengedepankan hubungan strategis lintas kawasan.

banner 336x280

Kedatangan Prabowo disambut langsung oleh sejumlah pejabat tinggi Brasil, termasuk Laudemar Gonçalves de Aguiar Neto, pejabat Kementerian Luar Negeri Brasil, serta jajaran perwakilan militer negara tuan rumah. Dari pihak Indonesia, penyambutan dilakukan oleh Duta Besar RI untuk Brasilia, Edi Yusup, serta Atase Pertahanan KBRI dan komunitas diaspora Indonesia yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap peran aktif Indonesia di forum BRICS.

Forum BRICS yang diselenggarakan pada 6–7 Juli 2025 ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, karena untuk pertama kalinya hadir sebagai anggota penuh. Sejak resmi bergabung pada 1 Januari 2025, Indonesia kini berdiri sejajar dengan negara-negara besar seperti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, serta anggota baru lainnya seperti Ethiopia, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Prabowo akan menggunakan forum ini untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai bridge builder atau jembatan dialog dalam berbagai isu global. Indonesia, sebagai negara yang berada di persimpangan kekuatan global dan kawasan Selatan dunia (Global South), ingin memperkuat perannya dalam menciptakan tata kelola global yang lebih adil, seimbang, dan inklusif.

Kementerian Luar Negeri menambahkan bahwa Prabowo akan menyuarakan pentingnya kolaborasi strategis untuk mengatasi berbagai tantangan global. Dalam dunia yang tengah dilanda ketegangan geopolitik, ketimpangan pembangunan, dan disrupsi teknologi, Indonesia ingin menjadi kekuatan penengah yang menawarkan solusi kolektif berbasis kerja sama.

Agenda kenegaraan Presiden tidak berhenti di Rio de Janeiro. Usai menghadiri rangkaian KTT BRICS, Prabowo akan melanjutkan kunjungannya ke ibu kota Brasil, Brasília, pada 8–9 Juli 2025. Di sana, ia dijadwalkan menggelar pertemuan bilateral dengan pemerintah Brasil untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, energi, pertahanan, hingga ketahanan pangan. Langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan negara-negara mitra di kawasan Amerika Latin.

Kehadiran Prabowo di forum BRICS juga didampingi oleh delegasi penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. Komposisi delegasi ini mencerminkan prioritas Indonesia yang tidak hanya ingin terlibat dalam aspek politik dan diplomatik, tetapi juga memaksimalkan peluang kerja sama ekonomi, keuangan, teknologi, dan pendidikan melalui platform BRICS.

Forum BRICS 2025 sendiri mengangkat tema “Strengthening Global South Cooperation to a More Inclusive and Sustainable Governance”. Tema ini selaras dengan visi Indonesia yang mendorong penguatan peran negara-negara berkembang dalam tata kelola dunia. Di tengah ketimpangan yang masih mencolok dalam arsitektur global, BRICS dianggap sebagai wadah alternatif untuk menyeimbangkan pengaruh negara-negara besar di Barat.

Selama forum berlangsung, para pemimpin BRICS dijadwalkan membahas isu-isu prioritas global, seperti konflik geopolitik, reformasi tata kelola global, serta penguatan multilateralisme. Isu-isu seperti kecerdasan buatan (AI), perubahan iklim, kesehatan global, dan kerja sama keuangan juga masuk dalam agenda pembahasan utama. Bagi Indonesia, keterlibatan aktif dalam isu-isu tersebut bukan hanya untuk menjawab tantangan global, tetapi juga memperkuat posisi tawar Indonesia di panggung internasional.

Sebagai anggota baru, Indonesia tidak datang dengan tangan kosong. Sejak bergabung pada awal tahun ini, Indonesia telah berpartisipasi dalam lebih dari 165 pertemuan BRICS, termasuk 20 pertemuan tingkat menteri. Aktivitas ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak sekadar menjadi penonton, tetapi turut berkontribusi dalam merumuskan arah dan strategi kerja sama di antara negara-negara Global South.

Dalam prosesnya, Indonesia juga ingin memastikan bahwa kepentingan nasional tetap menjadi prioritas. Keanggotaan BRICS dimanfaatkan untuk memperjuangkan akses yang lebih besar terhadap teknologi, investasi di sektor strategis, serta pembiayaan pembangunan yang lebih adil. Hal ini senada dengan agenda pembangunan nasional yang ingin menciptakan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.

Pertemuan puncak BRICS 2025 ditargetkan menghasilkan dokumen penting berupa Leaders’ Declaration, yang akan memuat posisi dan komitmen kolektif negara anggota terhadap berbagai isu strategis dunia. Deklarasi ini juga menjadi wujud konkret kolaborasi lintas sektor dan aktor dalam menjawab tantangan global, sekaligus membangun kepercayaan di antara negara-negara berkembang.

Dengan segala dinamika tersebut, kehadiran Indonesia di KTT BRICS 2025 bukan sekadar partisipasi simbolik. Ini adalah langkah strategis dalam memperluas pengaruh Indonesia di tataran global. Di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia ingin memainkan peran aktif dalam membentuk arsitektur dunia yang lebih seimbang, inklusif, dan berkeadilan.

Lawatan ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak hanya siap menjadi mitra sejajar dalam forum internasional, tetapi juga siap tampil sebagai pemimpin regional dan global yang memperjuangkan kepentingan bersama negara-negara berkembang. Seiring dengan menguatnya posisi BRICS sebagai kekuatan alternatif dalam sistem dunia, langkah Indonesia untuk bergabung dan aktif berkontribusi adalah manifestasi dari diplomasi yang cerdas, terbuka, dan berorientasi pada masa depan.

Pengamat Politik Internasional – Global Politik Institute

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.